Kamis, 16 April 2015

Sesungguhnya Aku Tak Menyangka


ini tentang rindu seorang gadis kepada lawan jenis.
lawan jenis? ya tentu...
siapakah dia?
mengapa seorang gadis itu rindu padanya?
Gadis itu yakin bahwa lelaki itu juga rindu padanya

Siapa gadis itu? sebut saja Aku
Siapa lelaki itu? Sebut saja Papa

Jumat, 28 November 2014
Papa, tahukah engkau? hari itu hujan lebat. Bahkan aku terpenjara dirumah sendiri ketika keinginanku untuk pergi ke rumah sakit tempat dimana engkau menghembuskan nafas terakhir sangat menggebu

Papa, tahukah? ku tak pernah menyangka bahwa hari Kamis malam tanggal 27 November 2014 adalah hari terakhir aku menaiki motor berdua denganmu. Sungguh aku tak punya firasat apapun. Tapi tak biasanya malam itu engkau diam menundukkan kepalamu ketika menungguku di depan tempat fotocopy itu. Sepanjang jalan kau pun terdiam

Papa, sesungguhnya aku menyesal karena pada malam itu aku tak menghiraukan nasihatmu. Karena pada malam itu aku pulang malam untuk menuntaskan amanahku di kampus. Terpancar rasa khawatirmu karena anak gadismu ini terlalu sering pulang malam

Papa, sesungguhnya aku tak pernah berpikir bahwa liburan bersama keluarga kemarin di Lampung merupakan liburan terakhir denganmu.

Papa, sesungguhnya aku tak menyangka bahwa pada hari Selasa tanggal 25 November 2014 adalah hari terakhir engkau memberikanku uang sangu. Yaa itu, hari terakhir kau memberikanku uang jajan.

Papa, sesungguhnya aku tak pernah menyangka bahwa nasihatmu agar aku bisa mengendarai motor dengan lancara agar tak menyusahkan adik merupakan nasihat terakhir yang kau ucapkan dimalam sebelum kau menghembuskan nafas terakhir.

Papa, ku tau engkau sering sekali keluar kota. Bahkan aku tak menyangka bahwa Semarang adalah kota terakhir yang kau kunjungi. Kota dimana kau menjalankan tugasmu untuk mencari nafkah

Papa, aku tak menyangka kau akan meninggalkan aku saat aku belum wisuda. Padahal janjiku dalam hati agar lulus tepat waktu dan berfoto wisuda bersama mama, papa, dan adik-adik. Ah tapi apa daya, itu cuma janji yang belum sempat ku buktikan padamu.

Papa, sesuangguhnya aku tak menyangka......... kau secepat ini pergi.
Padahal belum sempat melihat aku berjuang pada skripsi, lulus dan memakai toga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar